
Sinergi Budaya dan Rakyat: Golkar Bojonegoro Rayakan Puncak HUT ke-61 dengan Wayang Kulit dan Pemberdayaan UMKM
Oleh Kang Juna
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Bojonegoro mengakhiri rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar ke-61 dengan perayaan akbar yang menggabungkan dimensi politik, sosial, dan budaya. Puncak acara di Bojonegoro ini menampilkan pagelaran wayang kulit dengan lakon "Seno Meguru", didahului dengan pasar murah dan bazar UMKM.
Bupati Bojonegoro H. Setyo Wahono: Golkar Mitra Pemerintah yang Konsisten dan Solid
Kehadiran Bupati Bojonegoro, H. Setyo Wahono, dalam perayaan ini menjadi sorotan utama. Dalam sambutannya, beliau tidak hanya mengucapkan selamat, tetapi juga memberikan penegasan tentang posisi dan peran strategis Partai Golkar di kancah politik daerah.
"Selamat ulang tahun kepada Partai Golkar yang ke-61. Kita tidak asing dengan lagi, bahwa Partai Golkar itu partai yang matang, yang solid dan konsisten dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, serta senantiasa menjadi mitra dari Pemerintah," tegas Bupati Bojonegoro H. Setyo Wahono.
Pernyataan ini menggarisbawahi apresiasi pemerintah daerah terhadap kematangan politik Golkar yang dinilai konsisten bekerja untuk rakyat dan selalu siap menjadi mitra konstruktif bagi birokrasi pemerintahan Kabupaten Bojonegoro.
Fokus pada Gen Z dan Dukungan Penuh untuk Pembangunan Daerah
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bojonegoro, Bapak Ahmad Supriyanto, S.H., M.H., dalam keterangannya, menyoroti perombakan internal partai yang kini fokus merangkul generasi muda.
Beliau menegaskan bahwa kepengurusan baru periode 2025–2030 telah memenuhi ketentuan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), bahkan melampauinya. "Di Bojonegoro, bahkan keterlibatan Gen Z mencapai 54 persen. Ini menjadi semangat baru bagi Golkar untuk lebih dekat dengan generasi muda," ungkapnya.
Ahmad Supriyanto juga menyampaikan arahan tegas dari Ketua Umum Partai Golkar kepada seluruh kader:
"Ketua Umum menegaskan bahwa Golkar lahir dari rahim kekuasaan. Karena itu, seluruh kader diimbau untuk mendukung program pembangunan pemerintah, termasuk di Bojonegoro di bawah kepemimpinan Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah," pungkasnya, menegaskan komitmen Golkar untuk bersinergi penuh dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Ketua DPD Ungkap Sinergi Budaya dan Bakti Sosial HUT ke-61
Sementara itu juga, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bojonegoro, Bapak Ahmad Supriyanto, menjelaskan secara rinci substansi dan filosofi di balik rangkaian kegiatan yang diselenggarakan, terutama yang berkaitan dengan bakti sosial dan pelestarian budaya.
"Sebelum pagelaran wayang kulit tadi siang kita menggelar pasar murah. 1000 paket pasar murah yang harga tebusnya itu Rp 61.000, sesuai dengan Hari Ulang Tahun Partai Golkar. Kemudian mengiringi puncak acara malam hari ini, kita juga mengadakan bazar UMKM binaan Partai Golkar," ungkap Bapak Ahmad Supriyanto, mengaitkan nilai historis usia partai dengan harga paket sembako.
Beliau juga memaparkan alasan pemilihan wayang kulit sebagai acara puncak:
"Ini merupakan salah satu cara kita nguri-uri (melestarikan) budaya. Juga dalam wayang itu, kalau bapak saya bercerita, itu mengajarkan tentang tata moral dan filosofi hidup," tambahnya, menunjukkan komitmen Golkar Bojonegoro untuk menyerap dan menyebarkan nilai-nilai luhur budaya Jawa.
Rangkaian Kegiatan yang Merakyat
Perayaan HUT ke-61 ini dirancang untuk menyentuh langsung denyut nadi masyarakat:
- Pasar Murah Bertema Angka Ulang Tahun: Penjualan 1.000 paket sembako dengan harga tebus simbolis Rp 61.000, memberikan bantuan nyata kepada masyarakat prasejahtera.
- Pemberdayaan UMKM: Bazar khusus UMKM binaan Golkar menjadi wadah promosi dan penggerak ekonomi mikro lokal.
- Pelestarian Wayang Kulit "Seno Meguru": Pagelaran budaya ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi moral bagi ratusan kader dan warga yang hadir.
Dengan semangat "Golkar Solid, Indonesia Maju," perayaan ini memperkuat citra Partai Golkar di Bojonegoro sebagai organisasi yang dekat dengan rakyat, peduli terhadap budaya lokal, dan memiliki visi yang matang dalam bermitra dengan pemerintah.






